Kisah Beberapa Sahabat Nabi yang Mahir Memanah
1. Sahabat Saad bin Abi Waqqash
Saad bin Abi Waqqash adalah salah seorang
sahabat yang mula-mula masuk Islam dan termasuk diantara 10 orang yang dijamin
masuk surga. Ia adalah seorang pemuda yang gagah, pemberani, bangsawan Quraish
dan hartawan.
Kisah
kepahlawanan Saad yang melindungi Rasulullah dengan gigih di perang Uhud sudah
sangat masyur di kalangan kaum muslimin. Tatkala perang Uhud sedang berkecamuk,
ketakutan sedang menghinggapi hati kaum muslimin bahkan banyak yang bercerai
berai , justru Saad bersama beberapa gelintir kaum muslimin berdiri tegak
melindungi Rasulullah dari kepungan kaum kafir Quraish. Saad memegang busurnya
dan melepaskan anak panahnya ke arah musuh tanpa henti, setiap bidikannya
selalu tepat sasaran. Manakala Nabi melihatnya, beliau bersabda, “Bidiklah wahai Saad, bidiklah ! aku korbankan
bapak dan ibuku sebagai tebusannya.” Semenjak hari itu, Saad selalu
berbangga dan bahagia dengan sabda Nabi tersebut.
Ada
lagi yang istimewa dari Saad bin Abi Waqqash, yaitu Rasulullah mendoakannya “Ya Allah, tepatkanlah lemparan panahnya dan
kabulkanlah doanya” (HR Al Hakim 3/500). Doa Nabi adalah doa yang
dikabulkan oleh Allah, sehingga jadilah Saad seorang mujahid Islam yang paling
bidik dalam memanah dan doanya pun selalu makbul.
Saad
bi Abi Waqqash adalah panglima pasukan Islam dalam perang melawan Persia di
Qadisiyah dan tempat-tempat lainnya sampai ke negeri China. Ia dimakamkan
bersama jubahnya yang ia pergunakan dalam perang Badar bersama Nabi dan kaum
muslimin.
2. Shuhaib Ar Rumi
Shuhaib
Ar Rumi adalah sahabat muhajirin yang termasuk mula-mula masuk Islam di hadapan
Nabi. Ia adalah seorang hartawan yang perniagaannya berkembang pesat di Mekkah.
Sebenarnya ia bukanlah penduduk asli kota Mekkah, namun ia adalah mantan budak
orang Romawi di Syam yang kemudian melarikan diri dan tinggal di Mekkah. Kabilah
ayahnya adalah Bani Numair dan kabilah ibunya adalah Bani Tamim.
Ketika panggilan hijrah datang, maka Shuhaib pun
ingin segera menyusul Nabi dan para sahabat lainnya yang telah lebih dahulu
hijrah ke kota Madinah. Namun, rumahnya selalu diawasi oleh mata-mata Quraish
hingga membuatnya selalu tertahan di Mekkah. Pada suatu malam ia berhasil
menyelinap dan melewati para mata-mata tersebut yang tengah tertidur lelap. Ia
pacu kudanya menuju Madinah, tetapi ternyata mata-mata Quraish berhasil
mengejarnya. Merasa ia telah dibuntuti, maka Shuhaib mencari tempat yang tinggi
dan segera memasang busur dan anak panahnya sambil berkata “Wahai orang-orang
Quraish, kalian sudah tahu bahwa aku termasuk ahli dalam memanah diantara
kalian, bidikanku selalu tepat. Demi Allah, kalian tidak akan bisa mendekat
kepadaku sampai aku membunuh masing-masing dari kalian dengan anak panah yang
aku bawa ini. Kemudian aku akan menebas kalian dengan pedangku selama di
tanganku masih ada sesuatu”. Seseorang dari mereka menjawab,”Demi Alllah, kami
tidak akan membiarkanmu pergi membawa raga dan hartamu. Kamu datang ke Mekkah
dalam keadaan miskin, lalu kamu menjadi kaya seperti sekarang”. Shuhaib
berkata,”Bagaimana jika aku menyerahkan hartaku, apakah kalian membiarkanku
pergi?” mereka menjawab,”Ya” lalu Shuhaib memberitahukan tempat penyimpanan
hartanya di Mekkah kepada mereka, lalu ia melanjutkan perjalanannya ke Madinah.
Sesampainya di Madinah Rasulullah berkata kepadanya ”Jual beli yang menguntungkan wahai Abu Yahya, Nabi mengulanginya
sampai 3 kali”
Begitulah sebagian kisah Shuahaib Ar Rumi yang dengan kepandaian memanahnya membuat para mata-mata Quraish pun lebih memilih untuk bernegosiasi dengannya. Mereka tahu bahwa kemungkinan untuk selamat dari tembakan Shuahaib pun juga sangat kecil.
3. Sahabat Uqbah bin Amir Al Jumahi
Uqbah
bin Amir adalah sahabat Anshar. Ia selalu bersama dengan Rasulullah dan
menemani beliau kemanapun Nabi bepergian. Uqbah adalah seorang pemuda yang
pemberani lagi cerdas. Kelak di kemudian hari ia akan menjadi panglima perang
pasukan Islam dan menjadi seorang gubernur.
Salah satu kegemarannya adalah berlatih memanah setiap hari. Yang menjadi motivasinya selalu adalah hadist nabi yang ia dengar sendiri dan sudah kita baca di artikel tentang anjuran Rasulullah untuk berlatih memanah. Kegemarannya ini membuat ia terkenal sebagai ahli panah diantara kalangan sahabat Nabi.
Ketika urusannya menjadi sangat banyak karena amanah sebagai gubernur, ia tetap menyempatkan diri berlatih memanah sebagai rihlahnya. Di akhir kehidupannya, ia mewariskan kepada anak-anaknya berupa 70 buah busur panah yang dilengkapi dengan bahan yang terbuat dari tanduk (sama seperti busur horsebow). Yang menjadi keinginannya adalah semua busur itu dipergunakan oleh anak cucunya untuk berjihad di jalan Allah.
Shbt nabi yg berperang smbil memanah smbil bekuda syp?😢
BalasHapusItulah, sy pun blm mampu sampai ke tahap itu. Yg penting ttp berlatih memanah
BalasHapus