Header Ads

Busur Horsebow di Zaman Kekhalifahan Turki Ustmani

1. Institusi Resmi yang Didirikan untuk Mencetak Para Pemanah





Pada abad 15 masehi atau mungkin sebelumnya dinasti Ustmani telah memiliki institusi resmi Negara yang khusus untuk mencetak para prajurit pemanah, mereka menamakannya dengan “Okmeidan” atau diartikan sebagai “Tempat Anak Panah” dan juga “Tekke”. Okmeidan adalah tempat berlatih memanah bagi calon prajurit Ustmani. Okmeidan pertama didirikan di Edirne, ibukota Turki lama. Setelah penaklukan Konstantinopel, maka Sultan Muhammad Al faith mendirikan Okmeidan di sana, nah Okmeidan Istanbul inilah yang paling terkenal nantinya. Sedangkan Tekke lebih kepada tempat pendidikan calon prajurit pemanah, di sana mereka dilatih memanah, beladiri dan juga diajarkan materi keislaman.


Okmeidan Istanbul yang digambar oleh Carl Gustav Lowenhilm pada tahun 1820 an.
(Sumber : www.turkishculture.org)


Tekke yang diilustrasikan oleh Halim Baki Kunter pada tahun 1938 yang bersumber pada manuskrip kuno. 
(Sumber : www.turkishculture.org)

Di Okmeidan terdapat 2 jurusan, yaitu jurusan menembak target dan jurusan menembak di udara. Tentunya tujuan kedua jurusan ini berbeda, pada jurusan menembak target, maka pemanah dilatih untuk mampu membidik sasaran dengan tepat. Pemanah Ustmani dilatih untuk dapat menembak dengan tepat pada jarak 165 m – 250 m.

Sedangkan jurusan menembak di udara, pemanah harus berlatih untuk dapat memanah sejauh-jauhnya. Pemanah Ustmani mampu menembakkan panahnya sejauh 500 m sampai 800 m jauhnya.


tugu batu milik Besir Aga untuk mengingat keberhasilannya memanah sejauh 630 m

(Sumber : www.turkishculture.org)


tugu batu yang didirikan untuk mengenang keberhasilan yang luar biasa dari Iskender the “Tozkoparan” yang memanah sampai 846 m di tahun 1550. 
(Sumber : www.turkishculture.org)

Pada jurusan menembak target, ada 3 sub kategori, yaitu tembakan puta, darb dan tembakan
menggunakan kuda. 
Pada tembakan puta , para pemanah harus mampu mengenai sebuah target yang disebut puta yaitu target bantal ukuran 107 cm x 77 cm yang terbuat dari kulit yang diisi dengan biji kapas dan serbuk gergaji. Bantalan ini memiliki gambar mata banteng yang berwarna di tengahnya serta bel lonceng di pinggirannya sebagai tanda. Jarak yang harus mampu dicapai adalah antara 165 m sampai 250 m.
Sedangkan darb adalah target yang keras dan terbuat dari logam. Latihan menggunakan target darb adalah agar pemanah mampu menembak dan menembus baju besi musuh dengan anak panah yang tajam




Gambar Puta dan belnya.
(Sumber : www.turkishculture.org) 






darb dan belnya
(Sumber : www.turkishculture.org)

2.  Para Sultan Turki pun Berlatih Memanah
Sultan sebagai pemimpin tertinggi Negara haruslah menjadi tauladan bagi rakyat dan prajuritnya. Para calon Sultan selalu mendapatkan pendidikan yang terbaik sejak kecilnya. Mereka mendapatkan pendidikan khusus secara pribadi dari guru-guru terbaik di zaman itu. Seperti Sultan Muhammad Al Fatih diajarkan oleh Syeikh Syamsuddin yang menguasai berbagai macam ilmu, termasuk sains dan bahasa. Karena itulah sejak menjadi Sultan Ustmani di umurnya yang sangat muda, 18 tahun ia menjadi pribadi yang sangat cerdas, menguasai berbagai macam bahasa, sains, dan juga berbagai keahlian, seperti memanah, berkuda dan berenang


Sultan Murad II, ayah Sultan Muhammad Al Fatih sedang bermain Qabak (menembak target di puncak tiang sambil mengendarai kuda dengan kecepatan maksimum) di hadapan utusan Negara asing. (gambar dari perpustakaan Museum Istana Topkapi)



Sultan Selim II (1512 – 1520), cucu Sultan Muhammad Al Fatih sedang berlatih panah menggunakan Ayna (target puta yang dipegang di tangan) (gambar diambil dari perpustakaan Museum Istana Topkapi)
(Sumber : www.turkishculture.org)

1 komentar: