Header Ads

Longbow Inggris Vs Crossbow Perancis di Perang 100 Tahun (abad 14M - 15M)





Pasukan Inggris menggunakan longbow untuk melawan Perancis dalam Perang Seratus Tahun
Longbow telah digunakan dalam peperangan oleh bangsa Inggris dan Wales di abad pertengahan. Para pemanah Longbow menjadi andalan bagi tentara Inggris untuk menyerang musuh dari jarak jauh. Saking pentingnya para pemanah ini dalam pasukan, maka Raja Edward III dari Inggis pada tahun 1337 memerintahkan seluruh rakyatnya baik yang kaya maupun miskin untuk berlatih memanah setiap waktu liburan dan hari minggu. Ini Ia lakukan agar mudah untuk merekrut pemanah dari kalangan rakyat biasa.
Beberapa peperangan yang terekam dalam sejarah Eropa menggunakan para pemanah Longbow adalah :
1)  Perang Crecy




Perang Crecy yang terjadi antara Inggris dan Perancis. Dari abad 15, manuskrip Kronik Jean Froissart. (Sumber www.historic-uk.com)

Perang ini terjadi ketika Raja Edward III dari Inggris membawa sekitar 12.000 pasukan bersama 7000 orang pemanah menyerang Perancis pada tahun 1346. Kedua pasukan bertemu di Crecy, Perancis. Pasukan Perancis berjumlah jauh lebih banyak daripada pasukan Inggris, mereka membawa serta pemanah crossbow sebanyak 6.000 sampai 12.000 pasukan. Kekalahan telak Raja Perancis Philips VI ketika itu justru terletak pada para pemanahnya. Pemanah crossbow miliknya hanya mampu melontarkan anak panah sebanyak 3 sampai 5 buah dalam 1 menit, sedangkan para pemanah longbow mampu menembakkan 10 sampai 12 anak panah. Akhirnya hujan anak panah dari pasukan Inggris membuat kehancuran luar biasa bagi Perancis. Sebanyak 11 pangeran, 1200 ksatria dan 12.000 prajurit Perancis terbunuh, bahkan Raja Philips VI terluka parah. Sedangkan Raja Edward III hanya kehilangan beberapa ratus prajurit saja.  

2)  Perang Poiters
Perang yang terjadi pada tahun 1356 ini dipimpin oleh Raja Edward III bersama Pangeran Wales, The Black Prince dengan membawa sekitar 10.000 pasukan menyerang Perancis. Pasukan Perancis bersama pasukan Jerman berjumlah sekitar 20.000 hingga 60.000 orang.  Ketika kedua pasukan bertemu di Poiters, Raja Perancis yang telah menyiapkan pasukan cavalery berkuda kemudian menyerang Inggris dan Wales. Serangan ini ternyata dapat dipatahkan dengan hujan anak panah dari para pemanah longbow Wales. Kemudian majulah pasukan cavalery Jerman yang lebih banyak, namun serangan ini pun gagal oleh hujan anak panah Inggris dan Wales. Di akhir peperangan justru kekalahan di pihak Perancis dengan ditahannya Raja Perancis ketika itu. Sehingga Perancis harus membayar denda 3,000,000 keping emas sebagai tebusan.

3)  Perang Agincourt



Ilustrasi pelukis tentang perang Agincourt
(Sumber : www.historic-uk.com)


Perang ini terjadi pada tahun 1425 ketika Raja Inggris, Henry V berlayar dari Southampton menuju utara Perancis dengan 300 kapalnya. Sesampainya di Harfleur, ia dan pasukannya mampu menguasai daerah tersebut. Namun, malangnya ternyata sebanyak 2.000 orang pasukannya tewas terkena wabah disentri. Melihat banyaknya korban yang berguguran, Henry V memutuskan untuk kembali ke Inggris, hanya saja di perjalanan ia dicegat oleh pasukan Perancis. Ketika itu pasukan Perancis berjumlah sekitar 25.000 orang sedangkan pasukan Henry hanya tersisa 6.000 orang. Pada pagi harinya, terjadi hujan deras hingga membuat pasukan Inggris yang tidak siap terbut menjadi kedinginan dan basah kuyup, sedangkan pasukan Perancis yang lebih siap tempur nampak di atas angin. Merasa kondisi yang sudah genting, akhirnya Henry V mempersiapkan pasukan pemanahnya dan mundur sekitar 300 meter dari jarak musuh lalu memerintahkannya menghujani musuh dengan anak panah. Sekitar 10.000 anak panah dilepaskan seperti sebuah badai panah hingga pasukan Perancis yang sulit bergerak karena lumpur langsung panik dan banyak yang terbunuh. Hanya dalam waktu setengah jam saja Henry mampu mengalahkan pasukan Perancis dengan membunuh 6.000 sampai 10.000 orang dengan kekuatan prajurit panahnya.

Tidak ada komentar